Minggu, 26 Agustus 2012

Our Journey in a sweet 10 months (15)

27 Desember 2011 00:00 melalui BlackBerry - Aa
Sebait do'a yang terpanjat : Ya Allah, saat ini tengah ada dalam genggaman_Mu jiwa seorang yang sangat berarti bagiku dan kucintai sepenuh hati. Hamba yakin Engkau kan menjaga dan memeliharanya dengan baik. Berikanlah ketenangan, hembuskan kesejukan, dan siramilah cinta di dalam hatinya. Agar esok ia dapat membuka mata dengan senyuman, menyambut hari dengan semangat, serta kembali memberikan cinta yang menyejukkan hatiku...amin.

Itu status FB Aa, saat hati Neng sedang gundah karena peristiwa mama-nya Neng yang membawa Neng ke ustadz dan melaporkan hubungan Neng dan Aa sebagai kriminal dimata ustadz. 

Aa sudah berusaha menelpon saat itu,tapi Neng bukannya tidak mau mengangkat telponnya. Tapi hati Neng saat itu telah begitu hancur...karena sikap mama-nya Neng yang menurut Neng terlalu arogan dan mau menang sendiri. Beberapa perkataan mama-nya Neng malah terlalu kasar dan sinis di telinga Neng sehingga sangat sulit diterima apapun alasan mama-nya Neng dalam berkata-kata seperti itu. 

Saat Neng membaca status Aa di dinding FB-nya.. hati Neng langsung sejuk...dan merasa ada yang menyirami hatinya yang setelah kejadian itu, mendadak gersang. Tapi Neng memang butuh ketenangan dalam berpikir. Apakah hubungannya dengan Aa yang saat itu belum seumur jagung harus diakhiri ? Neng males berkonflik dengan mama. Tapi dia juga sangat menyayangi Aa, kekasih hati yang begitu sabar dalam menjalani hidup dengan berbagai cobaan dan rintangan yang telah dihadapi. 
Aa mengerti dan mencoba memahami posisi Neng saat itu, pastilah sulit berada dalam posisi Neng sekarang. 

Malam itu berlalu tanpa solusi yang pasti, dan Neng juga masih bimbang dalam keputusannya.
Neng sangat menyayangi Aa, yang dengan segala keterbatasannya mampu memberikan cinta yang tulus pada Neng. Tapi Aa juga paham bahwa mama-nya Neng melakukan itu semua karena dia sayang sama kamu, sama seperti aku, Neng, hanya cara kita mengungkapkan sayang ke kamu itu yang beda.

2 hari kemudian, mereka bertemu kembali. Kali ini Neng hanya ingin memberitahu Aa, bahwa tekanan itu begitu kuat mendera hati-nya.Dan memakan energi-nya. Saat itu Neng tidak tahu lagi harus melakukan apa. Aa hanya terdiam bahwa dia-pun tak tahu apa yang harus dilakukan. Saat Neng dan Aa minta pendapat bude..bude hanya bilang untuk bersabar menghadapi semuanya. Mungkin itu adalah ujian buat hubungan Neng dan Aa. 

Yaa..mungkin itulah yang harus dijalani Neng dan Aa...

Tidak ada komentar: