Kamis, 23 Agustus 2012

Our Journey in a sweet 10 months (10)

Hmm..asinan yang luar biasa rasanya...
Sejak asinan itu mendarat di rumah Neng...rasanya ada yg menambah semarak hidup Neng. Neng jadi ceria...senyum-senyum dan sering banget dia terlihat bahagia.

Bude Koti yang kesehariannya selalu bertemu Neng saat Neng anterin anaknya ke sekolah juga melihat perubahan besar ini. Tapi Bude hanya senyum-senyum sendiri, belum berani menyimpulkan apapun tentang apa yang terjadi. 

Sabtu, 8 Oktober 2011
Aa bilang mau bawa nasi uduk, nyusul ke sekolah anaknya Neng. Nanti pas bocah di sekolah dia akan bilang sesuatu. Neng bilang gak usahlah bawa nasi uduk segala. Tapi kata Aa, "Saya akan bawain nasi uduk, kamu suka kan sama nasi uduk". Akhirnya Neng bilang, "OK, saya tunggu ya."
Pada jam yang ditunggu, Neng dan Aa akhirnya ketemu di sekolah anaknya Neng. Aa memang mengerti betul soal makanan. Dia membawakan nasi uduk terenak yang pernah Neng coba sepanjang hidup. Aa bilang "Ini nasi uduk asli betawi yang terenak, yang pernah saya beli. Beli-nya juga gak mudah, karena antrian lumayan panjang."

"Hehe...pengorbanan banget ya Aa.." kata Neng.

Merekapun segera menyantap nasi uduk tersebut.
Selesai makan,"Neng,aku mau bicara."

Neng pun menatap ke Aa,"Bicaralah Aa...ada apa?"
"Aa mau daftar nii...jadi hansip-nya Neng sama bocah...gimana? Bolehkah?"

"Maksudnya ?"

"Aa pengen kita bisa menjalin hubungan lebih serius, karena Aa sayang banget sama Neng."

Hmm...neng segera menangkap maksud Aa yang sebenarnya.

"Harus dijawab sekarang gak ?" tanya Neng 

"Yaa..kayaknya kudu sii...abis nungguin jadi hansip juga dah lama..." kata Aa sambil senyum

Hmm...kepala Neng tiba-tiba sakit, bukan karena gak punya duit. Tapi karena jawaban yang akan diberikan bisa jadi akan membuat Aa senang, atau bahkan sedih...
Tapi Neng gak akan kuat, jika Aa sedih...karena sebenarnya benih cinta dan sayang itu juga sudah ada dalam hati Neng. Tapi selama sebulan ini Neng menahan diri, takutnya cinta-nya akan bertepuk sebelah tangan. Tapi kini sebuah jawaban harus diberikan, agar semua lebih pasti...

"Hmm..Gini Aa, Neng kan punya anak, apa itu gak akan jadi ganjalan ?"

"Neng, selama ini memang aku belum nunjukin sayangku sama anakmu. Tapi aku yakin, anakmu itu anak yang istimewa. Dia anugrah terbesar dalam hidupmu. Nggak selayaknya kalau aku tidak menyayangi dia, dia dan kamu itu satu paket. Aku akan tetap sayang pada anakmu, jika hubungan kita nanti sampai ke pelaminan dan pernikahan kita belum dikaruniai anak. Aku akan tetap sayang sama anakmu...dia akan kuanggap anakku sendiri."

"Gimana dengan keluargamu ? Apa gak masalah dengan statusku dan keberadaan anakku ?"

"Yah, sekarang sii aku memang belum cerita ke mereka, Tapi aku yakin, satu persatu akan aku ceritakan hubunganku dengan kamu. Dan selama ini, mereka belum pernah komplain atau keberatan, setelah tahu statusmu dan keberadaan anakmu. "

"So, gimana ada yang mau ditanya lagi....?Nanti keburu bel pulang nii.."kata Aa lagi..

Kini Neng semakin pusing...lebih pusing dari yang sebelumnya
"Aa...gini, selama ini kita juga sudah menjalin hubungan sama-sama tahu bagaimana background masa lalu kita. Neng sebenernya juga sayang sama Aa. Tapi untuk saat ini, prioritas utama adalah kesehatan Aa. Aa harus sembuh dulu, dan setelah itu, kedepannya kita bisa jalani hidup ini sama-sama"

Aa akhirnya tersenyum,"Terima kasih ya Neng, untuk dukungan dan pencerahannya. Aku tidak akan menyia-nyiakanmu sayang..."


Tidak ada komentar: