Minggu, 02 Februari 2014

Jakartaku...tahun 2014

Siapa tak kenal kota Jakarta.
Kota dengan sejuta kegiatan, hiruk pikuknya bahkan tak pernah berhenti. Denyut jantungnya juga...hanya berkurang sedikit di pagi akhir pekan, siangnya....kembali hiruk pikuk sampai minggu sore.

Awal tahun ini, Jakarta mendapat ujian dari Allah SWT, banjir datang menerjang. Merambah wilayah yang sebelumnya juga terkena banjir dan meluas ke daerah-daerah sekitarnya. Kegiatan perekonomian praktis menjadi terhenti, tidak sama sekali terhenti, tapi sementara melambat.
Bantuan dikerahkan, pada pengungsi, posko dibangun, secara spontanitas banyak relawan, yang resmi maupun dari partai tertentu ikut turun tangan membantu.

Tapi banjir belum lagi mau mereda, selang seminggu kemudian, banjir besar kembali melanda, kali ini ikut menerjang kawasan sebelumnya yang sudah mulai kering dan akhirnya terpaksa banjir kembali.
Tak pelak lagi, bantuan yang sebelumnya jadi ikut kekurangan. Pengungsi bertambah banyak. bahkan ada korban meninggal karena tersengat listrik, hanyut terbawa arus banjir yang deras ataupun sebab lainnya.

Prihatin...2 tahun berturut-turut Jakarta terkena banjir
Dalam bulan Januari 2014 saja, beberapa kali Jakarta sudah banjir....Astagfirullah..!!

Teringat kembali akhir desember 2013...Jakarta mengadakan pesta perayaan tahun baru...
Pesta Festival Rakyat yang konon menelan biaya milyaran rupiah ini dibuat untuk memberi hiburan tahun baru. Beberapa panggung rakyat dibuat, penyanyi2 dipanggil untuk memeriahkan dengan seribu satu alasan untuk memeriahkan malam pergantian tahun.

Yang saya bingung, kenapa malam pergantian tahun dirayakan sedemikian rupa. Berfoya-foya, tertawa terbahak2 seakan di tahun baru mereka akan melihat sinar matahari yang baru, harapan baru, keceriaan baru.
Tidak salah memang jika berharap seperti itu, tapi tidak harus dirayakan dengan pesta pora seperti itu. Sementara diwilayah lain, banyak warga Indonesia masih ditimpa musibah.

Dimana rasa toleransi bangsa ini...tidakkah peka terhadap musibah yang menimpa saudaranya sendiri ?
Tidakkah tergetar, melihat saudara se indonesia sedang tertimpa musibah sementara mereka malah asyik berpesta pora ? Astagfirullahal azhiim...wa atubu ilaihi...

Belum lagi sepanjang pesta rakyat itu berapa perbuatan maksiat sudah dilakukan ? Astagfirullah al azhiim wa atubu ilaihi...ngeri,takut dan sedih membayangkannya.
Makin saya tidak mengerti mengapa para pemimpin ini tak juga diberi kesadaran untuk segera memohon ampun pada Allah SWT atas kesalahan ini.
Banyak sudah warga yang melakukan muhasabah...tapi mungkin belum cukup untuk semua hal

Astagfirullahal azhiim....semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kami....Aamiin Yaa Rabbal Alamiin