Sabtu, 25 Agustus 2012

Our Journey in a sweet 10 months (14)

Malam menjelang pagi...

Hubungan Neng dan Aa bukan sekali ini saja ditentang Mama-nya Neng, waktu awal mereka jadian, Neng pernah agak bersitegang karena Mama juga tidak setuju. Alasannya Neng terlalu jauh melibatkan bocah dalam urusan pribadi dengan Aa. Padahal Neng justru ingin melihat kedekatan bocah dan Aa sebagai sinergi, dan Aa bisa menyayangi bocah dengan tulus. Dan Aa berhasil menunjukkan rasa sayangnya ke bocah. Bocah juga sebenarnya sayang sama Aa, hanya saja setelah konflik terakhir, Neng bilang sama Aa agar tidak perlu ketemu sama bocah dulu. Karena bocah jadi mata-mata mbahnya, dan selalu ditanya,"Mama pergi sama sapa, ketemuan ya sama om Gendut"...bocah yang masih polos tentu tidak akan bohong dan bilang apa adanya. Neng tidak pernah menyalahkan bocah dalam hal ini. Tapi si mama emang dah keliwat batas.

Sampai suatu hari Neng diajak ke ustad agar bisa diterawang tentang Aa. Entah apa yang dibilang sama Mama, sampai ustad begitu yakin dan ikut membujuk Neng agar melepaskan hubungannya dengan Aa. Neng merasa amat tersinggung saat itu, apa perlu sampai ke ustad permasalahan keluarga seperti ini. Harusnya kan nggak perlu. Sampai dibawain aqua dalam botol, yang akan digunakan untuk Neng. Entah untuk apa semua itu.

Ustad bilang, dalam mencari jodoh itu harus sekufu...sama pendidikan,harta, dan kesehatannya...Padahal Neng belum juga lama mengenal Aa, Neng memang ada rencana untuk menikah dengan Aa, tapi itu masih lama...belum dalam waktu dekat...herannya kok Mama begitu khawatir Neng akan pergi ninggalin dia. 

Sampe cape Neng dengerin ceramah ustad, antara gerah, geram,kesal,marah dan malu jadi satu.
Bukan karena Neng males dengerin ceramah. Tapi Neng melihat mama sepertinya sudah dibujuk oleh perasaan dan pikirannya sendiri. Sehingga, dia tidak pernah menanyakan, dan langsung dibawa ke ustad. 

Ustadpun gak salah sebenernya. Hanya karena cerita mama, sebagai istri dari rekan kerja Papa, ustad percaya dan malah ikutan Mama memusuhiku dalam menjalin hubungan dengan Aa. 

Arrggghhhh....kenapa seisi dunia ini seakan tak rela Neng menjalin hubungan kembali dengan lawan jenis, yang secara sifat dan kelakuan jauh lebih cocok dengan Neng, ketimbang mantan suami Neng yang manja dan arogan itu. 
Aa begitu sabar, nggak pernah marah,apalagi menyalahi Neng dalam soal apapun. Cinta-nya tulus tanpa batas, tanpa tepi. Aa senang berbagi hal apapun bersama Neng, agar dia bisa memahami, mencintai dan menerima Neng baik buruknya. 
Belum pernah Neng menjalin hubungan seperti ini, yang membuat Neng nyaman dan happy selalu, walaupun terkadang ada cekcok kecil. Menurut Aa itu biasa, dalam pertengkaran hanya ada 2 hal yang mungkin dilakukan, memahami atau memaafkan...

Subhanallah...Aa memang pria yang punya kesabaran setingkat setelah almarhum Papa. Aa sayang dan cinta karena mau memahami....atau memaafkan.
Hubungan Neng dan Aa juga bukan tanpa cela atau kesal. Terkadang Neng juga kurang bisa mengendalikan emosi, sehingga hubungan mereka terkadang dibumbui pertengkaran kecil. Tapi semua masih bisa dikendalikan, dan masih dalam taraf terukur. 
Sedalam cinta Neng pada Aa, tak pernah rasanya Aa membuatnya kecewa terlalu dalam. Dan Aa selalu sabar dalam menghadapi Neng, walau kadang bercandanya masih suka kebablas...tapi Aa orang yang paling mengerti situasi hati Neng.



Tidak ada komentar: