Rabu, 14 September 2011

Tahu Saat Berhenti (2)

Berhenti adalah Sebuah Langkah

Ketika 25 Mei yang lalu, Oprah menayangkan pertunjukan terakhirnya setelah berkiprah selama 25 tahun, banyak orang menyayangkan kejadian tersebut. Penggemar yang jumlahnya berjuta-juta begitu sedih karena akan kehilangan ‘show’-nya. Mengapa Oprah menghentikan show-nya manakala tayangan itu saat sedang top-topnya dan bukan saat rating mulai turun? Apakah sekedar tidak mau mengalami “post power syndrome”? Atau justru menganggap bahwa jalan yang terus menanjak ini berbahaya bagi perkembangan pribadi maupun kesehatannya?

Ternyata, Oprah tidak berhenti, namun menyusun rencana masa depan yang lain. Keputusan menghentikan Oprah show sudah direncanakan jauh-jauh hari. Dalam salah satu episodenya di tahun 2009, Oprah mengumumkan bahwa ia akan menghentikan tayangan televisinya di tahun 2011 karena ia akan berkonsentrasi pada jaringan televisinya yang baru. Oprah menjelaskan bahwa ia dan timnya akan melakukan brainstorming agar dapat memberikan pertunjukkan terbaik pada 18 bulan sisa masa tayangnya. Kesadaran ini membuat mereka bekerja keras membuat pertunjukan-pertunjukan terbaik dan masterpiece yang akan selalu dikenang orang. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan untuk berhenti dari sebuah posisi puncak bukanlah keputusan emosional atau keputusasaan, namun keputusan matang yang diambil oleh mereka yang berjiwa besar.

Dari Oprah kita belajar bahwa kita harus siap menghentikan hal yang lama dan terus memikirkan pembaharuan untuk masa mendatang. Berhenti dari yang lama artinya kita memiliki kesempatan untuk menantang diri kita naik ke kelas berikutnya, maju kepada tantangan yang lebih sulit untuk membuktikan beragam potensi yang belum kita miliki. Kita bisa menggunakan pengalaman – pengalaman di masa lalu sebagai referensi, namun tidak membiarkan pengalaman tersebut menjadi mental block yang membuat kita tidak berani keluar dari comfort zone.

Sumber : (Dimuat di Kompas 11 Juni 2011)

Tidak ada komentar: