Rabu, 25 September 2013

Saat dirimu dikuasai amarah

Saat kita dikuasai amarah, yang ada pada diri kita hanyalah emosi. Pikiran buntu dan tak ada yang bisa masuk dalam rencana ataupun tujuan yang ingin kita capai. Inginnya emosi, dan menumpahkan pada orang sekitar kita..Entah kenapa terkadang orang sekitar kita inilah yang justru menjadi hal yang membuat kita marah.

Sedikit saja dirimu ada dalam kondisi marah, segera beristigfar agar setan segera menjauh dari diri kita.
Satu hari ini, mungkin saja diri anda dikuasai dalam kondisi yang membuat emosi selalu naik.
Mulai dari pagi terlambat bangun, masuk kantor kesiangan, kena macet, harus menyiapkan presentasi, bahkan harus mempresentasikan apa yang telah kita buat pada waktu yang lebih singkat dan seterusnya.

Di jalanan mungkin saja anda bertemu dengan sepeda motor yang sering memotong jalan anda. Pulangpun demikian,anda harus bersaing agar cepat sampai rumah.
Sampai dirumah, anda tak lagi bisa bersantai, karena segudang pekerjaan rumah sudah menunggu. Harus dikerjakan meski badan capek,belum lagi kalau anak anda menuntut perhatian yang lebih dari kita sebagai orang tua. Ingin marah, karena istirahat terganggu, tetapi nggak bisa karena itu adalah anak kita sendiri. Buah hati kita.

Belum persoalan diatas selesai, timbul lagi masalah, orang tua yang begitu cerewetnya, menuntut AC dikamar dimatikan karena tagihan listrik yang meningkat. Rasanya lengkap sudah....semuanya membuat kepala ini bukan lagi mau pecah, tapi dah nggak tertahan lagi.
Pulang dari kantor, capek, badan panas kena macet, meriang karena AC on-off siang hari. Pulang ke rumah ingin sekali ngadem di kamar, malah disuruh matiin AC karena dituding jadi biang kerok melonjaknya tagihan listrik. Padahal tagihan listrik tidak semata-mata karena AC saja. Hal lain juga berpengaruh

Parahnya lagi, orang tua yang terlanjur berpikiran kalau AC membuat konsumsi listrik meningkat nggak bisa lagi dikasih pengertian.
Jadilah diri anda memendam kekesalan karena hawa panas di kamar, yang tidak bisa membuat adem kepala yang mau pecah, tapi mungkin malah mempercepat kepala ini jadi pecah beneran dengan hawa seperti di oven yang super panaaaaaasssss.

Masalahnya si ortu ini juga susah sikasih pengertian, yang ada di benaknya hanya bagaimana mendapatkan duit sebanyak-banyaknya dengan biaya hidup yang serendah-rendahnya.
Tidak salah untuk melakukan penghematan, tapi musim kemarau yang memang sedang parah ini membuat hawa panas di kepala, jadi turun di hati dan mungkin saja ingin membuat anda meledak untuk segera menumpahkan amarah.

Astagfirullahal azhiim....
Ampuni kami yaa rabb...telah begitu parah hati dan jiwa ini dikuasai amarah dan emosi yang bisa membuat kepala pecah. Mohon yaa Rabb...janganlah kau beri jiwa dan hati yang panas, karena cuaca yang sudah semakin panas. Sejuk dan dinginkan jiwa dan hati kami agar kembali menjadi telaga yang indah dan berseri di hati keluarga kami, dapat memberi manfaat untuk orang lain dan segenap umat manusia.


Tidak ada komentar: