Makanan, Prestise & Kehidupan

Makanan, Prestise & Kehidupan. Di antara tanda-tanda kekuasaan Allah dan kasih sayangNya pada segenap mahlukNya, terutama manusia, adalah dihamparkannya bumi dan lautan dan diisi dengan berbagai zat yang dapat dijadikan makanan untuk seluruh mahlukNya.

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”(QS. al-Mulk: 15).

Dihamparkannya berbagai makanan di dunia adalah untuk kehidupan manusia. Agar mereka dapat mengelola dunia dan seisinya sesuai dengan aturan Allah SWT. Selain juga agar umat manusia senantiasa bersyukur atas karuniaNya yang amat berlimpah.

Ketika Makanan Jadi Prestise

Sayang, di jaman sekarang pemikiran manusia tentang pola makan menjadi tersesatkan. Makan bukan lagi untuk hidup, tapi hidup untuk makan. Banyak orang disibukkan dengan memburu tempat makan yang enak. Makan bukan lagi untuk menyambung hidup tapi sudah sebagai hobi, ajang wisata bahkan prestise. Kini makan pun menjadi aktifitas yang tidak lagi sederhana karena diukur dari kelezatan, lokasi yang nyaman bahkan harga.

Padahal Islam memberikan tuntunan yang sederhana kepada kita dalam persoalan makanan. Aktifitas makan dilakukan untuk hidup dan cukuplah dipenuhi dengan yang halal dan thayyibah (baik).  Allah berfirman:

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”(QS. an-Nahl: 114).

Berlebih-lebihan dalam makanan bukanlah ajaran Islam. Hal itu pun hanya mempersulit diri kita sendiri. Lebih-lebih, masih banyak saudara-saudara kita yang kesulitan mencari sesuap nasi. Sedangkan di kutub lain ada orang yang justru meluangkan waktu dan menghabiskan uang yang tidak sedikit untuk sekedar makan. Bahkan ada yang rela menempuh perjalanan jauh untuk melakukan apa yang sekarang disebut wisata kuliner.

Sudah semestinya kita mengembalikan aktifitas makan pada tujuan yang sebenarnya, yakni untuk mempertahankan kehidupan dan menjalankan berbagai tugas manusia sebagai khalifah fil ardhi.

Adalah sebuah anugerah besar yang Allah limpahkan kepada kita manakala mendapatkan makanan yang memberikan kita enerji untuk kegiatan sehari-hari. Nabi saw. bersabda:

“Siapa pagi-pagi merasa aman rumah tangganya, sehat badan dan mempunyai makanan sehari itu, maka bagaikan telah terkumpul baginya dunia seisinya.”(HR. At-Tirmidzi)