Sabtu, 12 Januari 2013

Cari Allah SWT saja (1)

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur pada Allah SWT, atas berkat rahmat dan ridho-Nya saya bisa kembali menulis apa yang ada dalam pikiran saya. Setelah sekian bulan saya absen dari menulis karena ada hal yang lebih penting yang harus saya kerjakan. Kini saya mencoba mengulas apa yang ada dalam pikiran dan hati ini. Semoga hal yang akan saya tulis bisa bermanfaat bagi teman dan sahabat semuanya. 
Dulu setiap kali ada masalah saya selalu pusing, stress, bingung dan terkadang jadi puyeng. Kehidupan rasanya seperti berat menerpa. Saya pergi ke teman-teman untuk menceritakan semua. Tapi tak semua teman bisa dijadikan bahan curhat, karena kebanyakan mereka sendiri juga memiliki problem lain yang mesti diberesin dalam kehidupan pribadinya. Hanya sama oma Rita, aku bisa bercerita banyak. Tapi tak berarti ini juga bisa teratasi. Setidaknya ada yang akan mendengarkan curhat-ku jika beban sedemikian menghimpit.

Kehidupanku sebagai single parent memang sudah terbilang cukup lama. Aku berusaha bertahan ditengah badai kehidupan yang selalu datang menerpa. Dan itu tidak mudah. Terkadang angin bertiup kekanan, dan aku harus sedikit memutar haluan kekanan dan bertahan dengan jalur itu agar tidak menyimpang terlalu jauh. Jika angin sudah bergerak kekiri atau kembali normal, maka haluan harus kuarahkan kembali agar tidak menyimpang dari tujuan semula.
Segala keputusan kuambil seorang diri, sebagai pengambil keputusan tunggal, saya jarang berkonsultasi dengan Mama, sebagai orang tua yang masih ada. Bahkan terkadang, keputusan besar saya ambil tanpa diskusi lebih dulu dengan Mama. Aku terkadang melupakan Allah SWT, bahkan melalaikan perintahNya. Boro-boro konsultasi dengan Allah SWT, perintahNya pun sering aku lalaikan...Astagfirullahaladziim...ampuni kami Ya Allah atas segala dosa dan kelalaian kami. 

Makin lama bukannya kehidupan yang baik yang menyertaiku, tapi hari ke hari malah makin terasa berat untuk kujalani bersama anakku. Sering rasanya aku merasa berdosa, tidak bisa memenuhi semua keinginannya, karena keterbatasan dana yang ada saat itu. Setelah hutangku mulai bertumpuk, dan sudah memasuki tahun keempat dan ternyata tidak kunjung lunas. Aku mencoba berkonsultasi dengan Mama. Aku bersyukur saat itu, Mama masih mau menolongku. Dan aku segera terbebas dari 50% beban hidupku yang dulunya mencapai 150% beratnya. 
Meskipun gak sepenuhnya teratasi, tapi alhamdulillah...
Hari berganti dan seharusnya apa yang telah kualami kujadikan pelajaran. Tapi itulah manusia....aku bukannya mendekat pada Allah SWT, tapi malah makin melalaikanNya.
Bukannya bersyukur aku malah makin menjauhiNya. Mungkin sedikit banyaknya aku makin lalai dalam kehidupan ini. Astagfirullah....
Saat itu Allah SWT tetap memberikan rahmat dan kasih sayangNya pada saya...pada kita semua. Pada suatu waktu, saya merasakan keanehan. Kenikmatan hidup dan kenikmatan umur yang diberikan terasa berat saya jalani. Apalagi kami dirumah hanya tinggal wanita-nya. Setiap hari terasa makin berat. Hutang yang sejatinya sudah hampir lunas malah makin bertambah kembali. Apapun yang saya jalani rasanya bertambah beratnya. Padahal kenikmatan yang diberikan tidak berkurang.
Dan suatu hari saya kehilangan orang yang sangat saya sayangi, saya cintai dengan segenap jiwa saya. Dia bahkan pergi tiba-tiba dalam satu kata pamit....dan saya tak pernah mengira pamitannya ke kamar mandi saat itu berarti perginya dia dari dunia ini. Setelah saya menjenguknya di rumah sakit, dia benar-benar berpulang kepada Allah SWT. 
Saya begitu shock...bahkan seperti mimpi menghadapinya, biasanya keseharian hidup saya ada yang menemani, kini dia pergi menghadap Allah SWT, dihadapan saya sendiri. Ya Allah....
Tak ada yang dapat saya ungkapkan sampai saat ini. Ketika orang yang saya cintai, saya sayangi pergi menghadap Allah SWT..tak ada lagi yang bisa menguatkan saya, tidak teman saya, tidak saudara saya, tidak siapapun kecuali Allah SWT. Saya sangat sangat...sangat kesepian. Dulu ada seseorang yang menemani saya hampir 24 jam dalam hidupnya, kini dia telah menghadap Allah SWT...Tuhan yang Maha Memiliki apapun dalam dunia beserta isinya. Saya sempat gamang...dan tidak pernah menyangka kehidupan ini begitu singkat...padahal saat itu saya sedang berbicara dengannya lewat telpon. 

Peristiwa diatas membuat saya tak lagi senang menikmati dunia. Dunia bagi saya hanya persinggahan sementara. Dan kita dituntut untuk selalu beribadah pada Allah SWT. 
Allah SWT yang menciptakan kita,  mengambil kita menghadapNya, memberikan kita rezeki, meninggikan derajat atau merendahkan kita, yang membuat hidup kita berat dan ringan, yang selalu menemani kita dan menyayangi kita apapun keadaan kita.

Saat itu yang saya rasa adalah saya begitu lemah..tak tahu apalagi yang harus diperbuat. Sayap kehidupan saya terasa patah sebelah. Hati ini begitu nelangsa.. hati yang sebelah sudah mati. Yang sebelah lagi tinggal menunggu sakit atau bahkan mati. Saya segar dalam jasmani, tapi hati saya sakit parah...pikiran saya bahkan merasa bahwa saya sudah mati..saya merasa tak lagi hidup di dunia saat itu. Yang saya lihat sehari-hari adalah bayangan bahwa sayapun sedang menunggu giliran untuk mati...dan saya merasa itu tidak akan lama lagi...saya merasa saya akan mati..
Tak ada seorangpun manusia yang saya anggap mumpuni untuk memberikan saya pencerahan. Walaupun semua saudara, teman dan sahabat berusaha membantu. Hidup yang saya rasa demikian tak berharga. Saya begitu lemah...bahkan sakit psikis. Pikiran saya tiap hari tidak berada di alam dunia. Pikiran saya bahkan sering menerawang ke alam lain. Bahwa dunia ini begitu singkat, bahkan kita tidak akan pernah tahu, apakah 1 menit kedepan kita masih hidup...sungguh itu adalah saat yang membuat saya tersadar, betapa pentingnya diri kita untuk menyiapkan bekal...bekal setelah kematian.
Karena di dunia pada hakikatnya kita sedang tertidur, dan baru terjaga setelah kematian dan dibangunkan di alam kubur...Astagfirullah...
Di kantor yang saya cari adalah artikel tentang kematian. Tentang alam barzakh/alam kubur, alam yang akan saya masuki, mungkin tak lama lagi.Saya tak lagi memikirkan pekerjaan, tak lagi berambisi meraih pekerjaan yang lebih baik dari sisi pendapatan. Tak lagi melihat uang adalah sesuatu yang penting. Bahkan tak lagi melihat dunia adalah sesuatu yang harus saya raih. Yang saya lihat adalah sebaliknya..
Yang ada di benak saya hanya berusaha kembali pada Allah SWT, dengan amalan dan ibadah yang lebih baik, lebih khusyu' dan lebih berarti untuk hidup saya dan juga... untuk alam akhirat saya.

Pernah suatu hari saya kembali dari kantor, pulang ke rumah dengan perasaan kosong. Sampai rumah, pikiran saya masih saja ada di alam lain. Saya melakukan perenungan mendalam setelah sholat...pikiran saya menerawang hingga jauh ke dalam hati.
Tiba-tiba badan saya menggigil. Padahal waktu itu bukan musim hujan. Saya ketakutan, dan melihat hal yang saya rasa tidak pernah melihatnya. Saya merasa malam itu adalah malam terakhir saya berada di dunia.
Hati saya bergejolak....menahan ketakutan dan kengerian yang luar biasa...saya merasa besok adalah hari dimana saya sudah berada di alam kubur, di alam yang baru dan tidak saya kenal...saya membayangkan gelap dan sempitnya alam kubur yang akan saya lalui....dan tiba-tiba saja...saya mengangis tersedu-sedu...sampai bahu saya terguncang...

Tidak ada komentar: