Sabtu, 08 Juni 2013

Ngorok...(2)

Teman tadi kemudian mengkonsumsi obat-obatan yang membuatnya lebih baik dalam 2 minggu terakhir. Sebelum dia kembali ke dokter untuk periksa kembali.Memastikan apakah diagnosis dokter benar atau tidak.
Seminggu setelah itu teman tadi membawa hasis rontgen dari radiologi ke dokter THT.
Dari hasil terlihat ada Hyperthrophy Concha.

Hyperthrophy Concha adalah istilah dalam dunia kedokteran tentang bertambahnya volume rongga konka (rongga yang memberikan kelembaban pada udara yang kita hirup). Hiperthrofi konka inilah yang membuat tidurnya mengorok pas malam hari.
Dan dokter THT menyarankan pada teman tadi untuk melakukan konkotomi.
Nah kan, ternyata dari gejala yang kita anggap sepele...bisa jadi masalah besar karena kita mungkin terlalu menyepelekan hal yang kita anggap kecil.

Si teman tadi mengira, ngorok adalah akibat dari kegemukan yang memang sudah lama dialaminya. Mungkin saja itu benar, tapi tidak sepenuhnya berpengaruh terhadap ngorok yang dialaminya.
Tak ada yang seratus persen benar, tapi juga tak sepenuhnya salah.

Setelah melakukan pemeriksaan lab dan rontgen, si teman ini memberanikan diri untuk mempersiapkan mental dan fisiknya untuk melakukan operasi konkotomi. Dokter THT pun memberikan penjelasan tentang proses dan pemeriksaan mendalam tentang proses operasi konkotomi. Antara setengah takut dan hati yang tak karuan, sambil terus berdoa dan mencoba berpikir positif, si teman ini akhirnya setuju untuk operasi.

Pada proses cek laboratorium yang pertama, teman ini sempat kaget dengan hasil test darahnya karena mengalami leukosit yang nilainya diatas normal. Dokter THTpun tak berani ambil resiko. Takut terjadi pendarahan dan hal yang tidak diinginkan. Rencana operasi kali ini harus ditunda dan mau tak mau si teman ini harus mengkonsumsi obat antibiotik dan berharap bisa menurunkan nilai leukositnya.

Tiga hari setelah mengkonsumsi obat antibiotik, si teman ini kembali cek darah dan hasilnya cukup memuaskan, leukositnya turun dan nilainya mendekati nilai normal. Dokter THT pun berani mengatakan bahwa operasi bisa dijalankan dan berharap resiko akan perdarahan akan kecil dan bisa berjalan lancar.

Antara takut dan berusaha menguatkan mentalnya. Si teman ini berpikir bahwa ia begitu ingin bisa bernapas lega dan lepas dari ngoroknya. Meski ini bukan satu-satunya jalan. Tapi dia berpikir bahwa usaha yang dia lakukan juga agar dia bisa lebih mendampingi si kecil dalam belajarnya di sekolah.

Bersambung ke Ngorok...(3)

Tidak ada komentar: