Minggu, 27 Januari 2013

Cari Allah SWT saja (2)

Tiba-tiba anak saya bertanya, 'Mama kenapa nangis..?'...
Tak kuasa saya menjawabnya, hanya gelengan kepala, dan saya segera berlalu untuk mengusap air mata saya. Tiba-tiba aku tersadar...Ya Allah apa yang terjadi denganku...kenapa ketakutan dan kengerian itu tiba tiba muncul dan menghujam jiwaku.
Aku kembali merenung...kenapa..kenapa..?

Hanya Allah SWT yang mampu memberikan kasih sayang sedemikian besar pada kita...hambaNya
Tidakkah kita sadar, kita didunia ini adalah atas rahmat dan kasih sayangNya..

Saya sempat tidak bisa tidur setiap malamnya..merasa kesepian setiap detik hidup saya. Bahkan sering terbangun pada jam 2 dini hari...tapi tidak bisa tidur sampai pagi hari. Saya mulai menekuni sholat tahajjud.. sholat yang selama ini jarang saya lakukan. Padahal keberkahan untuk orang yang sholat tahajjud adalah Allah SWT akan mengangkat derajatnya ke tempat terpuji. 
Saya mencoba mendekat pada Allah SWT, mohon ampun padaNya...atas kelalaian saya mengingatnya selama ini. Mencoba memberikan cinta ini hanya untukNya...bukan untuk yang lain.
Setiap malam saya mencoba terus sholat tahajjud. Setiap pagi setelah sholat tahajjud, saya melakukan dzikir, kemudian sholat dhuha, dilanjutkan sholat zuhur, ashar, magrib dan isya. Saya berusaha sholat diawal waktu, bahkan untuk qobliyah dan ba'diyah setelah sholat. Hari-hari saya habiskan di tempat yang selama ini saya lalaikan....
Setelah seminggu, hati saya rasanya jauh lebih tenang.....adem...dan tenteram
Saya masih merasa kesepian, tapi rasanya ada yang menemani saya di tiap langkah saya. Sedikit demi sedikit saya mulai mendapatkan hal yang membuat hati saya selama ini begitu kosong...
Saya menangis di tiap sujud saya, di tiap waktu sholat....tapi setiap habis menangis hati ini jauh lebih tenang...lebih tenteram...lebih adem dari sebelumnya.
Saya merasa Allah SWT telah menolong saya, keluar dari penderitaan saya karena kesepian ditinggal seseorang yang saya cintai, disaat hati ini begitu cinta pada seseorang yang begitu saya sayangi....
Saya mencoba berpuasa untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT...
Setiap kali selesai berpuasa, rasanya jiwa saya makin tenang dan yakin kalau Allah SWT akan selalu berada disisi kita. Hari-hari saya isi dengan ibadah...dan makin mendekatkan diri pada Allah SWT.

Dan rasanya...hati ini makin pasrah, ikhlas dan ridho dengan ketentuan hidup yang berasal dariNya.

Tak terasa genap sudah 40 hari kekasih saya berpulang. Sebelumnya saya sering merasa kesepian, tapi ada zikir pada Allah SWT yang berusaha saya tekuni setiap harinya. Saya makin yakin, Allah SWT akan selalu ingat pada hambaNya selama hamba tersebut ingat pada Allah SWT.

Rasulullah SAW Bersabda : Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim)

Sungguh, hadist ini membuat saya berpikir, betapa saya selama ini telah melalaikan Allah SWT, dan tidak memberikan hak-hak Allah SWT yang ada pada saya. Astagfirullah...ampuni saya ya Allah...
Betapa banyak nikmat yang telah saya dapatkan, tapi Allah SWT yang pertama kali saya lupakan....ampuni saya ya Allah....

Kegalauan saya pada Allah SWT yang Maha Besar kasih sayangnya, akhirnya berujung pada pencarian akan hakikat hidup yang saya jalani. Saya melakukan perjalanan ke dalam diri saya sendiri. Perjalanan tanpa guru, karena semua orang sibuk dengan dunianya masing-masing. Perjalanan tanpa kursus atau les atau seminar yang mahal dan sering diadakan di berbagai lembaga pelatihan.
Allah Maha Kasih pada setiap hambanya, Dia begitu sayang pada diri ini. Saya takut sekali pada suatu malam...dan mengandaikan keadaan yang tak pernah terbanyangkan sebelumnya. Lebih dari 2 bulan lamanya saya tak lagi bisa tersenyum, bukan karena sedih, tapi karena takut pada Allah SWT...takut seandainya saja Allah SWT berkehendak  bahwa nyawa sayalah yang dicabut, saat saya tengah berbincang dengan kekasih saya....sementara, diri ini begitu banyak berkubang dosa, berlumpur maksiat, bermandikan kejahatan yang tidak kita sadari, tanpa kita pernah bertaubat dengan sungguh-sungguh kepadaNya.
Saya takut sekali membayangkan hal itu...bukan takut mati, tapi takut jika saya kembali padaNya saya tidak membawa bekal yang banyak, atau bahkan tidak membawa bekal karena saya lalai dalam menyiapkannya. Astagfirullahal adzim...

Di tiap malam, ingin rasanya saya memutar waktu dan kembali pada saat dilahirkan. Dimana orang di sekeliling kita tertawa, sementara kita menangis. Dimana orang sangat sayang pada kita, sementara kita makin tertawa dan menikmati kasih sayang itu. Dimana masih ada orang-orang yang sayang pada kita...dan belum kembali pada penciptanya.


Sabtu, 12 Januari 2013

Cari Allah SWT saja (1)

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur pada Allah SWT, atas berkat rahmat dan ridho-Nya saya bisa kembali menulis apa yang ada dalam pikiran saya. Setelah sekian bulan saya absen dari menulis karena ada hal yang lebih penting yang harus saya kerjakan. Kini saya mencoba mengulas apa yang ada dalam pikiran dan hati ini. Semoga hal yang akan saya tulis bisa bermanfaat bagi teman dan sahabat semuanya. 
Dulu setiap kali ada masalah saya selalu pusing, stress, bingung dan terkadang jadi puyeng. Kehidupan rasanya seperti berat menerpa. Saya pergi ke teman-teman untuk menceritakan semua. Tapi tak semua teman bisa dijadikan bahan curhat, karena kebanyakan mereka sendiri juga memiliki problem lain yang mesti diberesin dalam kehidupan pribadinya. Hanya sama oma Rita, aku bisa bercerita banyak. Tapi tak berarti ini juga bisa teratasi. Setidaknya ada yang akan mendengarkan curhat-ku jika beban sedemikian menghimpit.

Kehidupanku sebagai single parent memang sudah terbilang cukup lama. Aku berusaha bertahan ditengah badai kehidupan yang selalu datang menerpa. Dan itu tidak mudah. Terkadang angin bertiup kekanan, dan aku harus sedikit memutar haluan kekanan dan bertahan dengan jalur itu agar tidak menyimpang terlalu jauh. Jika angin sudah bergerak kekiri atau kembali normal, maka haluan harus kuarahkan kembali agar tidak menyimpang dari tujuan semula.
Segala keputusan kuambil seorang diri, sebagai pengambil keputusan tunggal, saya jarang berkonsultasi dengan Mama, sebagai orang tua yang masih ada. Bahkan terkadang, keputusan besar saya ambil tanpa diskusi lebih dulu dengan Mama. Aku terkadang melupakan Allah SWT, bahkan melalaikan perintahNya. Boro-boro konsultasi dengan Allah SWT, perintahNya pun sering aku lalaikan...Astagfirullahaladziim...ampuni kami Ya Allah atas segala dosa dan kelalaian kami. 

Makin lama bukannya kehidupan yang baik yang menyertaiku, tapi hari ke hari malah makin terasa berat untuk kujalani bersama anakku. Sering rasanya aku merasa berdosa, tidak bisa memenuhi semua keinginannya, karena keterbatasan dana yang ada saat itu. Setelah hutangku mulai bertumpuk, dan sudah memasuki tahun keempat dan ternyata tidak kunjung lunas. Aku mencoba berkonsultasi dengan Mama. Aku bersyukur saat itu, Mama masih mau menolongku. Dan aku segera terbebas dari 50% beban hidupku yang dulunya mencapai 150% beratnya. 
Meskipun gak sepenuhnya teratasi, tapi alhamdulillah...
Hari berganti dan seharusnya apa yang telah kualami kujadikan pelajaran. Tapi itulah manusia....aku bukannya mendekat pada Allah SWT, tapi malah makin melalaikanNya.
Bukannya bersyukur aku malah makin menjauhiNya. Mungkin sedikit banyaknya aku makin lalai dalam kehidupan ini. Astagfirullah....
Saat itu Allah SWT tetap memberikan rahmat dan kasih sayangNya pada saya...pada kita semua. Pada suatu waktu, saya merasakan keanehan. Kenikmatan hidup dan kenikmatan umur yang diberikan terasa berat saya jalani. Apalagi kami dirumah hanya tinggal wanita-nya. Setiap hari terasa makin berat. Hutang yang sejatinya sudah hampir lunas malah makin bertambah kembali. Apapun yang saya jalani rasanya bertambah beratnya. Padahal kenikmatan yang diberikan tidak berkurang.
Dan suatu hari saya kehilangan orang yang sangat saya sayangi, saya cintai dengan segenap jiwa saya. Dia bahkan pergi tiba-tiba dalam satu kata pamit....dan saya tak pernah mengira pamitannya ke kamar mandi saat itu berarti perginya dia dari dunia ini. Setelah saya menjenguknya di rumah sakit, dia benar-benar berpulang kepada Allah SWT. 
Saya begitu shock...bahkan seperti mimpi menghadapinya, biasanya keseharian hidup saya ada yang menemani, kini dia pergi menghadap Allah SWT, dihadapan saya sendiri. Ya Allah....
Tak ada yang dapat saya ungkapkan sampai saat ini. Ketika orang yang saya cintai, saya sayangi pergi menghadap Allah SWT..tak ada lagi yang bisa menguatkan saya, tidak teman saya, tidak saudara saya, tidak siapapun kecuali Allah SWT. Saya sangat sangat...sangat kesepian. Dulu ada seseorang yang menemani saya hampir 24 jam dalam hidupnya, kini dia telah menghadap Allah SWT...Tuhan yang Maha Memiliki apapun dalam dunia beserta isinya. Saya sempat gamang...dan tidak pernah menyangka kehidupan ini begitu singkat...padahal saat itu saya sedang berbicara dengannya lewat telpon. 

Peristiwa diatas membuat saya tak lagi senang menikmati dunia. Dunia bagi saya hanya persinggahan sementara. Dan kita dituntut untuk selalu beribadah pada Allah SWT. 
Allah SWT yang menciptakan kita,  mengambil kita menghadapNya, memberikan kita rezeki, meninggikan derajat atau merendahkan kita, yang membuat hidup kita berat dan ringan, yang selalu menemani kita dan menyayangi kita apapun keadaan kita.

Saat itu yang saya rasa adalah saya begitu lemah..tak tahu apalagi yang harus diperbuat. Sayap kehidupan saya terasa patah sebelah. Hati ini begitu nelangsa.. hati yang sebelah sudah mati. Yang sebelah lagi tinggal menunggu sakit atau bahkan mati. Saya segar dalam jasmani, tapi hati saya sakit parah...pikiran saya bahkan merasa bahwa saya sudah mati..saya merasa tak lagi hidup di dunia saat itu. Yang saya lihat sehari-hari adalah bayangan bahwa sayapun sedang menunggu giliran untuk mati...dan saya merasa itu tidak akan lama lagi...saya merasa saya akan mati..
Tak ada seorangpun manusia yang saya anggap mumpuni untuk memberikan saya pencerahan. Walaupun semua saudara, teman dan sahabat berusaha membantu. Hidup yang saya rasa demikian tak berharga. Saya begitu lemah...bahkan sakit psikis. Pikiran saya tiap hari tidak berada di alam dunia. Pikiran saya bahkan sering menerawang ke alam lain. Bahwa dunia ini begitu singkat, bahkan kita tidak akan pernah tahu, apakah 1 menit kedepan kita masih hidup...sungguh itu adalah saat yang membuat saya tersadar, betapa pentingnya diri kita untuk menyiapkan bekal...bekal setelah kematian.
Karena di dunia pada hakikatnya kita sedang tertidur, dan baru terjaga setelah kematian dan dibangunkan di alam kubur...Astagfirullah...
Di kantor yang saya cari adalah artikel tentang kematian. Tentang alam barzakh/alam kubur, alam yang akan saya masuki, mungkin tak lama lagi.Saya tak lagi memikirkan pekerjaan, tak lagi berambisi meraih pekerjaan yang lebih baik dari sisi pendapatan. Tak lagi melihat uang adalah sesuatu yang penting. Bahkan tak lagi melihat dunia adalah sesuatu yang harus saya raih. Yang saya lihat adalah sebaliknya..
Yang ada di benak saya hanya berusaha kembali pada Allah SWT, dengan amalan dan ibadah yang lebih baik, lebih khusyu' dan lebih berarti untuk hidup saya dan juga... untuk alam akhirat saya.

Pernah suatu hari saya kembali dari kantor, pulang ke rumah dengan perasaan kosong. Sampai rumah, pikiran saya masih saja ada di alam lain. Saya melakukan perenungan mendalam setelah sholat...pikiran saya menerawang hingga jauh ke dalam hati.
Tiba-tiba badan saya menggigil. Padahal waktu itu bukan musim hujan. Saya ketakutan, dan melihat hal yang saya rasa tidak pernah melihatnya. Saya merasa malam itu adalah malam terakhir saya berada di dunia.
Hati saya bergejolak....menahan ketakutan dan kengerian yang luar biasa...saya merasa besok adalah hari dimana saya sudah berada di alam kubur, di alam yang baru dan tidak saya kenal...saya membayangkan gelap dan sempitnya alam kubur yang akan saya lalui....dan tiba-tiba saja...saya mengangis tersedu-sedu...sampai bahu saya terguncang...